SMAN 1 Kerkap, Bengkulu Utara, mendadak heboh. Sebanyak 32 siswinya mengalami kesurupan di lapangan sekolah, Sabtu (12/9). Peristiwa ini terjadi saat seluruh peserta didik dikumpulkan untuk dilakukan ruqiyah massal. Ini terkait di sekolah tersebut kerap diserang mahluk halus, yang merasuki peserta didik sekolah tersebut.
Kesurupan massal terjadi saat
pembimbing ruqyah mulai membacakan ayat-ayat Alquran di tengah-tengah
peserta didik. Tiba-tiba saja beberapa siswi berteriak histeris di dalam
barisan dan meronta-ronta. Kemudian meluas ke siswi lainnya hingga
kondisi menjadi heboh.
Kejadian ini berlangsung selama 30
menit. Para guru dan siswa lainnya yang memegangi siswi yang kerasukan
sempat kewalahan lantaran banyaknya siswi yang kerasukan. Para korban
kerasukan dikumpulkan dan disadarkan oleh pembimbing ruqiyah.
Kepala SMAN 1 Kerkap, Sudirman, S.Pd
menuturkan kegiatan tersebut memang dilakukan lantaran beberapa hari ini
kerap terjadi kerasukan. Sehingga atas saran salah seorang guru
dilakukan ruqiyah.
“Ada guru kita yang juga pengurus MUI,
makanya dilakukan ruqiyah. Saya juga terkejut dengan banyaknya kerasukan
tadi, hanya saja memang seperti itu prosesnya,” kata Sudirman.
Dia mengakui jika kerasukan yang
belakangan ini terjadi mengganggu proses belajar mengajar sekolah. Meski
tak sampai meliburkan siswa, namun kondisi belakangan itu membuat panik
siswi sehingga tidak konsentrasi belajar.
“Makanya berusaha untuk menempuh
jalan-jalan yang memang diajarkan agama, ruqiyah. Mudah-mudahan setelah
kejadian ini tidak ada lagi pristiwa kerasukan,” kata Sudirman.
Sudirman juga memastikan tidak akan
melakukan penyembelihan hewan sebagai syarat agar tak ada lagi warga di
sekolah itu diganggu mahluk halus. Hal ini menurutnya bertentangan
dengan ajaran Islam.
“Kami tidak ingin menyembelih hewan sebagai tumbal atau semacamnya. Ini justru memberi contoh tidak baik bagi siswa,” tegasnya.
Rakyat Bengkulu melaporkan,
kerap terjadinya kerasukan dipercaya warga lantaran adanya kuburan tua
dibawah bangunan lapangan baskes sekolah. Sang penghuni makam
disebut-sebut marah lantaran saat pembangunan makam tersebut tidak
lebihdulu dipindahkan.
Sudirman tak membantah hal tersebut dan
sudah kerap mendengar informasi dari masyarakat. Namun ia berharap
dengan kejadian tadi kerasukan yang menimpa siswanya tidak terulang lagi
sumber: jpnn
0 komentar:
Posting Komentar